Thursday, January 18, 2007

[ibroh idul adha]: PADA PENGORBANAN ITU ADA KEMULIAAN

PADA PENGORBANAN ITU ADA KEMULIAAN
Oleh: Engr. Faridul Farhan Abd Wahab


Tatkala Syed Qutb dibawa ke tali gantung -yang tidak sedikit pun menakutkan, menggentarkan apatalah lagi menimbulkan bibit-bibit penyesalan untuk ia menarik kembali kalimatul haq (kata-kata kebenaran) di dalam Ma’alim fit Thariq-nya- dengan sengaja ia diketemukan dengan adiknya, Hamidah Qutb, konon untuk membuatkannya menukar fikiran. Konon untuknya berpaling dari kebenaran. Konon untuknya tunduk pada arahan kezaliman.

Tetapi, apa yang kemudiannya yang terjadi? Dengan tersenyum, sang adik menegur abangnya; “Selamat jalan abangku.” “Selamat jalan adikku. Kita kan ketemu lagi di pintu Syurga.” Sungguh, ini pertalian yang melangkau hubungan kekeluargaan, lantaran dibina dengan asas-asas keimanan. Sepertinya ketegaran dan pengorbanan seorang Ummu Salamah untuk tetap terus menginspirasikan suaminya Abu Thalhah, untuk tetap terus menyahut panggilan jihad, sungguhpun si anak sedang sakit tenat. Lalu, pada mereka didoakan keberkatan zuriat, lantaran pengorbanan yang sangat luar biasa!

Inilah kisah para perwira yang memahami erti kemuliaan. Betapa kemuliaan itu ada pada pengorbanan. Bahawa kejayaan itu, tatkala kita sanggup mengorbankan diri demi perjuangan, bukan senang lenang menikmati sebuah kehidupan. Dengan pemahaman sebegini, lahirlah anak-anak Palestin yang berani berdepan dengan tentera dan kereta kebal, dengan hanya berbekalkan batu –dan tawakal kepada ALLAH- lantaran hidup mereka demi menggapai sebuah kemuliaan. Kemuliaan apa lagi jika tidak terkorban di jalan perjuangan. Maka histerialah para Zionis, lantaran hidup mereka demi memelihara kehidupan, sedang hidup para mukmin demi meraih kemuliaan.

Inilah rahsia sebuah kemuliaan, wahai kawanku! Bahawa kemuliaan itu, ada bersama sebuah pengorbanan, umpama yang dipertontonkan oleh seorang Ismail (A.S) tatkala mempersiapkan diri dengan jiwa yang besar, untuk disembelih sebagai sebuah ketaatan, semata-mata demi meraih kemuliaan. Lalu, kemuliaanlah kemudian yang Tuhan anugerahkan.

“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya).
Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu", sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,
(yaitu) "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”
(Surah as-Shafaat [37]:103-110)
Lalu kemuliaan apa lagi yang dapat dikecap, oleh seorang Abdul Aziz ar-Rantisi, sepertimana ALLAH kabulkan permintaannya di atas kesediaan untuk berkorban. “Kita akan mati juga suatu hari nanti, entah disebabkan oleh Apache ataupun sakit jantung,” lalu, dengan tegas ar-Rantisi menambah, “dan saya memilih untuk mati dibom oleh Apache (Israel).”

Melayanglah jiwa-jiwa suci para Syuhada’, bertemu Rabb mereka dengan sebuah kemuliaan, terima kasih kepada keikhlasan pengorbanan.

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki.
mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
(Surah ali Imran [3]:169-170)

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

sama2 lh kita bangkitkan semangat syuhada' dalam diri kita

5:32 PM  

Post a Comment

<< Home

Ukhwah.com :: Top Blog